September 18, 2024, 16:05 WIB
Last Updated 2024-09-18T09:05:25Z
Ormas

MPC PP Sekadau Turut Mengecam Aksi Kekerasan Terhadap Stafsus Kadin

Advertisement

 

Fariduan (ketua MPC PP Sekadau) bersama Arif Rahman stafsus Kadin sumber:Fariduan

Pena khatulistiwa.id (Sekadau) - Ketua Majelis Pimpinan Cabang  Pemuda Pancasila (MPC PP) kabupaten Sekadau Fariduan angkat bicara terkait aksi kekerasan terhadap Arif Rahman stafsus Kadin yang terjadi di menara gading jakarta pusat pada Senin 16 September lalu


”Penganiayaan kepada Arif Rahman merupakan tindakan brutal, kami mengutuk keras. Apa pun alasannya, tindakan kekerasan tidak bisa dibenarkan. Jangan tunggu lama, polisi harus tangkap pelaku, apalagi data rekaman kejadian sudah banyak beredar,” kata Fariduan.


Pemuda Pancasila Kabupaten Sekadau Provinsi Kalimantan Barat, mengutuk keras tindakan dugaan penganiayaan terhadap Sekjen MPN Pemuda Pancasila, Arif Rahman dan mendesak pihak Kepolisian menindak tegas pelaku penganiyaan  dan anggota Pemuda Pancasila tidak terima dan mendesak pihak kepolisian segera menindak tegas pelaku.


Dia juga menilai kekerasan yang dilakukan Umar Kei tersebut telah mencederai hati seluruh kader Pemuda Pancasila, untuk itu, Ormas Pemuda Pancasila mendesak pelaku bisa segera ditangkap dan diadili. Dia juga berharap polisi bisa bekerja cepat mengusut kasus tersebut dan menangkap pelaku juga membuka jelas apa motif penganiayaan sebenarnya.


Kami harap pihak Kepolisian segera memproses laporan Sekjen MPN Pemuda Pancasila Arif Rahman dan menindak tegas Umar Kei Dugaan pelaku penganiaya tersebut. Pihak kepolisian untuk segera menindak pelaku (menangkap/menahan) dan memproses kasus ini sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku secara adil dan tegas. Kami menegaskan bahwa tindakan kekerasan dalam bentuk apapun tidak dapat ditoleransi dan harus ditangani secara tegas sesuai dengan hukum yang berlaku,”


Fariduan menegaskan Kami tidak sedarah,tapi lebih dari saudara. Satu disakiti semua akan merasakan.dan kami juga ada dimana-mana," Pungkas Fariduan


Dilansir dari Detik.com Diketahui Peristiwa tersebut terjadi pada Senin (16/9) malam. Arif menjelaskan, mulanya dia diminta Arsjad untuk mengecek kantor Kadin. Saat itu didapati ada puluhan orang di kantor Kadin, termasuk terlapor.


"Saya ini kan sebagai staf khusus Ketua Umum Kadin Pak Arsjad Rasjid. Jadi, Pak Arsjad Rasjid menugaskan kepada kami tiga, ada staf khusus, untuk mengecek kantor, dan kami membawa bukti bahwa kami menyewa dengan pengelola gedung Menara Kadin. Di sana ternyata sudah ada beberapa orang yang tidak kami kenal. Mungkin kurang lebih 50 orang atau 100 orang," jelasnya.


Arif mengatakan saat itu dirinya menelpon pihak terlapor. Saat itu mereka pun bertemu di sebuah aula di menara Kadin.


Arif menyampaikan keberatannya atas penempatan gedung tersebut. Sebab, menurut Arif, gedung tersebut sudah disewa pihaknya mengacu pada Keppres pengangkatan ketua Kadin.


"Kita berpedoman kepada Keppres tentang pengangkatan Ketua Kadin. Jadi, kami merasa, kami berhak di sini, dan di sini kami menyewa, bukan kantor orang lain. Kami atas nama Pak Arsjad, Direktur Eksekutif Hotasi Nababan, dan ada tanda bukti kontrak sewa-menyewa dengan pengelola gedung," kata dia.


"Artinya ini kan kantor kami, dan kami berpedoman pada Keppres. Saat ini, Keppres masih atas nama Bapak Arsjad Rasjid. Jadi, kalau nanti Bung Taufan ada di pihak Anin, kalau Keppres keluar, saya juga akan keluar', saya bilang kayak gitu. Jadi, saat ini Keppres di siapa? Masih Pak Arsjad Bung Taufan'. Berarti kan saya bisa berkantor," imbuhnya.

Arif mengaku saat itu dia turut memperlihatkan bukti kontak penyewaan gedung. Arif meminta saat itu pihak di luar keluarga Kadin keluar dari ruang pembicaraan. Saat itu lah, pihak terlapor tak terima dan melakukan tindak pidana pengeroyokan.

"Saya potong, saya bilang, 'Ini urusan rumah tanggal Kadin. Walaupun perbedaan persepsi antara kami. Tapi kami keluarga besar'. Saya bilang kayak gitu. 'Jadi, saya berharap yang bukan anggota Kadin, silakan keluar'. Beliau (terlapor) marah. Berdiri mengambil minuman kaleng langsung menimpuk ke arah mata saya dan saya kena di pelipis," kata dia.

"Saya agak marah, saya bangun ternyata anak buah terlapor ada di sebelah kiri saya langsung menyerang saya gitu. Dipukul kepala, kemarin memar di atas kepala saya lah," sambungnya.

Situasi pembicaraan di aula tersebut memanas hingga Arif menyebut dirinya memanggil orang-orangnya. Saat itu terjadi bentrokan di antara kedua belah pihak.

"Setelah itu kejadian tidak menentu lagi pada akhirnya mereka ada pasukan dan akhirnya saya undang teman-teman kita untuk ke Kadin akhirnya terjadi bentrokan," tuturnya.

Atas hal tersebut, Arif melaporkan dugaan tindak pidana tersebut kepada pihak kepolisian. Saat ini laporan susah masuk dan diproses di Polda Metro Jaya.


Reporter: Iwan Soleh
Sumber: detik.com