September 04, 2024, 20:51 WIB
Last Updated 2024-09-04T14:01:21Z
Budaya

Beda Dari Yang Lain, Robok" Di Belitang Layak Diusulkan WBTB

Advertisement

 

Suasana Robok-robok di belitang 

Pena khatulistiwa.id (Sekadau) - Sejak Jum'at pertama bulan safar setiap tahunnya di Belitang selalu dilaksanakan pembacaan amalan atau ritual khusus yaitu Farijah atau qosidah munfarijah.


Selanjutnya pelaksanaan amalan khusus ini dilanjutkan dari rumah ke rumah setiap malam selama bulan safar.  Pembacaan Farijah dengan ritual khusus juga dilaksanakan keliling kampung mengikuti arah arus milir sungai pada tiga hari terakhir di bulan safar,  secara beramai-ramai, dimana semua masyarakat baik laki - laki maupun perempuan, orang tua dan anak - anak ikut turun ke jalan.


Pembacaan Farijah ini barangkali bukan hal yang hanya ada di Belitang. tetapi, di Belitang ada ciri khas khusus baik dari sisi langgam bacaan, tata cara pengamalan maupun tradisi yang mengiringnya. 


Diantaranya ada tradisi ketupat lopas: ketupat yang dibuat hanya Setahun sekali pada acara puncak hari terakhir Farijah Keliling, dan ketupat ini bisa dilepas dengan sekali tarik dengan ritual khusus sebagai bentuk ta'aulan untuk melepas kan kampung dan seisi dunia dari marabahaya dan bala bencana yang berjumlah 320.000 yang diturunkan di bulan safar untuk stok satu Tahun berjalan.



Selain ketupat lopas dan tradisi Farijah Keliling di Belitang juga masih bertahan tradisi Robo' dalam bentuk masak, berkumpul, makan , sholat tolak bala', mandi tolak bala' , doa tolak bala' dan ritual lain yang menyertai nya, pada hari Rabu terakhir bulan safar setiap tahunnya.



Salah seorang Tokoh agama Ustad Tohidin yang merupakan Pimpinan Pondok Pesantren Fajar Belitang, Pondok Pesantren paling tua di Tanah Belitang, menjelaskan bahwa tradisi Robok-robok dan tradisi pembacaan Farijah memang mungkin ada di tempat lain. Akan tetapi di Belitang ada ciri khas khusus yang tidak ada di tempat lain mana pun diseluruh dunia, karenanya tradisi ini layak diusulkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB)


"ya disini di Belitang ini ada tradisi yang sangat unik dan setau saya tidak ada ditempat lain di belahan bumi manapun, dalam pengamalan ritual Farijah dan juga dalam tradisi Robok-roboknya, salah satu hal yang unik adalah adanya tradisi ketupat lopas, kemudian prosesi pembacaan Farijah Keliling Kampung dengan turun kejalan tidak boleh ke arah melawan arus sungai, kemudian adanya pantang menghidupkan musik, pantang hura-hura, anjuran untuk tidak melakukan perjalanan keluar kampung, kemudian adanya tradisi menabur ketupat dan sedikit makanan ke sungai, kemudian tradisi makan beramai di ujung hilir kampung setelah iqomah dan pembacaan doa tolak bala', serta keunikan - keunikan lainya, karena nya menurut saya ini layak diusulkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda," Kata Abah Tohidin sapaan akrab murid kepadanya 



Sejauh ini kata Ustad Tohidin, dirinya bersama masyarakat Belitang akan 

segera mengusulkan kepada pemerintah melalui Dinas terkait untuk dijadikan warisan Budaya Tak Benda



"Nanti kedepan Robok-robok ini akan kita buat lebih meriah lagi, tidak menutup kemungkinan akan menarik para penggiat Budaya untuk datang ke sini," Tambahnya



"Nanti kita susun sarat-saratnya agar ini diperhatikan oleh pemerintah, karena ini warisan budaya yang sangat berharga," Tandasnya



Sebagai informasi bahwa pada hari ini Rabu 4 September 2024 ribuan masyarakat berbondong-bondong mengikuti ritual khusus Farijah dan Robo' di Belitang sebagai bagian dari upaya melindungi kampung dan negara dari musibah , bala' dan bencana yang diriwayatkan diturunkan di bulan safar ini.


(Angga Syaputra)